CFLD KARAWANG INDUSTRY CITY
Lahan : 200 Hektar
FACILITIES
Karawang New Industry City provides our tenants with world class infrastructure and one-stop industry support services to cater to business and industry needs.
- Customized Industrial Estate Products
- Reliable 100% Uptime Utilities
- Residential and Commercial Oasis
- Business Advisory Center
- One-Stop Human Capital Services
- Logistics Services
HARGA & CARA BAYAR
HARGA RP 1.975.000 / m2 MINIMUM pembelian 1 Hektar
Harga belum termasuk:
– PPN 10%
– Biaya PPAT unttuk AJB dan Balik Nama Sertifikat HGB
– Biaya koneksi Jalur telepon Telkom
– Biaya koneksi listrik PLN
– Biaya koneksi saluran WTP & WWTP sebesar USD 5,000. –
– Biaya koneksi jalur cabang gas (bila ada, mengacu pada tarif resmi SNR)
– Service charge untuk keamanan, perawatan jalan, penerangan jalan kawasan, drainase, lansekap kawasan sebesar USD 0.06,-/m2 /bulan.
– Pajak terkait pendudukan tanah sebagaimana diatur oleh Pemerintah, seperti BPHTB 5%.
Termin Pembayaran:
– PEMBAYARAN I BOOKING FEE Rp. 100.000.000, – dibayarkan saat pendatanganan Booking Confirmation.
– PEMBAYARAN II 30% dibayarkan 2 (dua) minggu setelah PEMBAYARAN I, atau pada saat ditandatanganinya PPJB.
– PELUNASAN 70% dibayarkan dalam 6x cicilan perbulan dengan bunga 0%.
CLFD KARAWANG
tanggal 21 Juli 2017, PT CFLD Karawang New Industry City Development Subsidiary telah melakukan penandatanganan akta jual beli dengan PT Alam Makmur Indah yang merupakan salah satu anak perusahaan dari PT Agung Podomoro Land Tbk.
“Hal ini berarti menjadi momentum besar bagi CFLD di Indonesia untuk dapat maju ke fase selanjutnya dalam berkomitmen melakukan investasi jangka panjang untuk mendukung perekonomian di Indonesia.
Seperti diketahui, CFLD siap membangun dan mengembangkan kawasan industri di Indonesia. Konsep yang dibawa CFLD selaras dengan konsep pengembangan kawasan industri yang diusung pemerintah, yakni melibatkan masyarakat sekitar dan merupakan eco industrial park dan smart city.
Perencanaan pengembangan kota industri harus mampu mendorong pertumbuhan daya saing tinggi terutama untuk perkembangan daerah apalagi di era persaingan global. Pembangunan kawasan industri perlu didukung tersedianya infrastruktur yang terintegrasi seperti jalan, pelabuhan, dan jalur kereta api.
“Selain itu, konsep kota industri harus terintegrasi dan holistik dengan kawasan penunjangnya, seperti hunian, komersil, infrastruktur, konektivitas dan fasilitas umum, serta memperhatikan potensi sosio-ekonomi di setiap daerah di mana kota industri akan dikembangkan,” terangnya.
Disisi lain, Ketua Himpunan Kawasan Industri (HKI), Sanny Iskandar mengatakan, CFLD memiliki track record yang cukup bagus dalam pengembangan kawasan industri. Di negara asalnya, CFLD sudah banyak membangun kota industri dan merupakan yang terbesar.
“saya berharap, kawasan industri yang akan dibangun oleh CFLD dapat diisi oleh tenant yang memproduksi barang substitusi impor. Dengan demikian, produk yang masih impor dapat diproduksi di dalam negeri, sehingga apabila terjadi gejolak nilai tukar tidak terlalu panik,” katanya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati mengungkapkan, pembangunan kota industri juga diharapkan mampu menstimulus kota-kota lain untuk berkembang dan bersaing secara global.
“Oleh karena itu, pemerintah perlu mendorong pusat-pusat daerah yang kompetitif dengan memaksimalkan potensi yang sesuai, contohnya berbasis teknologi, otomotif, perkebunan, pertanian atau perikanan,” imbuh Enny.
Sebelumnya, Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) Kementerian Perindustrian, Imam Haryono menjelaskan, CFLD memiliki lima keunggulan yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan kawasan industri baru di Indonesia, seperti modal, pengalaman, pemasaran, akses dan inovasi.
“Sudah kami cek, mereka kredibel, sekarang punya 52 proyek. Mereka pernah mengembangkan satu kawasan yang Pendapatan Asli Daerahnya semula 19 juta dollar AS, menjadi 1 miliar dollar AS sejak 2003 hingga 2015,” kata Imam.
Untuk itu, pemerintah akan mengakomodasi investasi yang rencananya sebesar 100 juta dollar AS tersebut di Indonesia. Mulai dari menawarkan 14 kawasan industri di luar Pulau Jawa yang sedang dikembangkan, hingga kawasan industri yang terdekat dengan Pulau Jawa dan mulai terbangun.
CFLD telah menyatakan komitmennya dengan menunjuk Indonesia sebagai negara prioritas. “Dia ingin ekspansi, dia mengutamakan Indonesia. Di sini kan penduduknya banyak, makanya dia berminat investasi di sini,” pungkas Imam.
Luas lahan di proyek lahan industri tersebut sekitar 200 hektare. “Kami ingin membangun kota baru kombinasi antara BSD (Bumi Serpong Damai), Jababeka dan SCBD (Sudirman Centre Business District),” terang Imelda Adhisaputra, Vice President CFLD Indonesia,
0 Comments